Phising dan Scamming

aspada terhadap aktivitas phising. Kejahatan online ini masih kerap terjadi dan terus menjadi ancaman bagi aktivitas online. Jika anda menjadi korban
Pengertian Phising dan Scamming , Cara Kerja dan Langkah Mengatasinya

Waspada terhadap aktivitas phising. Kejahatan online ini masih kerap terjadi dan terus menjadi ancaman bagi aktivitas online. Jika anda menjadi korbannya, bisa dipastikan anda akan mendapat banyak kerugian, baik menjadi korban pencurian data maupun korban penipuan.
apa sebenarnya phising itu dan bagaimana cara mengatasinya?
Saya akan menjelaskannya secara lengkap di artikel ini. Mulai dari pengertian, cara kerja phising dan tips pencegahannya.
Apa itu Phising?
Phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi (nama, usia, alamat), data akun (username dan password), dan data finansial (informasi kartu kredit, rekening).
Istilah resmi phising adalah phishing, yang berasal dari kata fishing yaitu memancing.
Kegiatan phising memang bertujuan memancing orang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari. Padahal informasi yang dibagikan tersebut akan digunakan untuk tujuan kejahatan.
Kenapa korban mau melakukan hal itu?
Pelaku phising biasanya menampakkan diri sebagai pihak atau institusi yang berwenang. Dengan menggunakan website atau email palsu yang tampak meyakinkan, banyak orang berhasil dikelabui.
Informasi data phising yang diperoleh bisa langsung dimanfaatkan untuk menipu korban. Atau, bisa juga dijual ke pihak lain untuk melakukan tindakan tidak bertanggung jawab seperti penyalahgunaan akun. Aksi cyber crime ini memang berbahaya.
Menurut sebuah laporan, 32% pencurian data selalu melibatkan kegiatan phising. Bahkan, di awal tahun 2020 saja, Anti Phishing Working Group mencatat sudah ada 165.772 website phising yang siap menjaring korban. Dan, sektor finansial masih menjadi sasaran utamanya:
Jenis Phising
Untuk lebih mengenal tindakan phising, mari pelajari jenis phising yang paling banyak ditemui saat ini:
1. Email Phising
Sesuai namanya, email phising menggunakan media email untuk menjangkau calon korbannya. 
Jumlah aksi email phising ini cukup banyak. Menurut data, terdapat 3,4 miliar email palsu yang dikirimkan setiap harinya. Anda bisa bayangkan, berapa banyak korban yang bisa terjerat aksi ini.
2. Spear Phising
Spear phising adalah jenis dari email phising. Bedanya, alih-alih menggunakan pengiriman email secara masif dengan calon korban yang acak, spear phising menarget calon korban tertentu. Biasanya, teknik ini dilakukan setelah beberapa informasi dasar calon korban dimiliki, seperti nama dan alamat.
3. Whaling
Whaling adalah langkah phising yang tidak hanya menarget individu secara spesifik, tapi juga individu yang memiliki kewenangan tinggi di suatu organisasi, misalnya pemilik bisnis, direktur perusahaan, kepala dinas, kepala sekolah, manajer personalia, dan lainnya.
Dengan demikian, jika tindakan whaling ini berhasil, akan banyak keuntungan yang bisa dimanfaatkan dari akses yang didapatkan.
4. Web Phising
Web phising adalah upaya memanfaatkan website palsu untuk mengelabui calon korban. Website untuk phising akan terlihat mirip dengan website resmi dan menggunakan nama domain yang mirip. Hal ini disebut domain spoofing.
Sebagai contoh, untuk menyerupai anosukma.com, domain yang digunakan pelaku phising adalah anosukma.my.id.
Bagaimana Sebuah Aksi Phising Dijalankan?
Cara kerja phising adalah memanipulasi informasi dan memanfaatkan kelalaian korban. Di sini, saya akan menggunakan contoh web phising dengan memanfaatkan nama PayPal seperti ditemukan welivesecurity.com.




1. Pelaku Memilih Calon Korban
Tahap awal kegiatan web phising akan dimulai dengan menentukan siapa calon korbannya. Pada umumnya, korban yang disukai adalah pengguna platform pembayaran online seperti PayPal, Ovo, dan lainnya.
Tidak hanya itu saja, banyak pelaku phising yang mengincar pengguna platform yang memiliki celah keamanan. Kasus terbaru terjadi pada platform komunikasi Zoom. Tak kurang dari 1000 upaya phising terjadi hanya di bulan April 2020 saja. 
2. Pelaku Menentukan Tujuan Phising
Setelah mendapatkan calon korban yang potensial, pelaku akan mulai memikirkan apa yang akan dicapai dari kegiatan web phising yang dilakukan.
Apakah akan menarget username dan password pengguna untuk menguasai akun. Apa malah mendapatkan semua informasi korban melalui sebuah prosedur yang disiapkan.
Pada contoh aksi phising PayPal, pelaku menginginkan semua informasi dari pengguna platform tersebut. Seperti ditunjukkan welivescurity.com, pengguna akan menerima email untuk mengkonfirmasi data diri melalui sebuah link website palsu.
3. Pelaku Membuat Website Phising
Untuk melancarkan aksinya, pelaku akan mulai menyiapkan website palsu untuk melakukan aksi phising. Mulai dari mendesain website palsu, memilih nama domain yang mirip dengan domain asli hingga menyiapkan konten dengan tulisan yang meyakinkan.
Pada prakteknya, pelaku kadang membuat website yang sangat menyerupai halaman website resmi tapi menggunakan nama domain yang jauh berbeda seperti terlihat di contoh atas.
4. Calon Korban Mengakses Website Phising
Dengan tampilan website dan informasi yang meyakinkan, tak sedikit calon korban yang akhirnya mengakses website phising milik pelaku. Langkah ini biasanya didahului dengan mengajak calon korban melalui email phising atau link yang disebarkan via SMS atau akun media sosial.
5. Calon Korban Mengikuti Instruksi Pelaku
Inilah kunci dari terjadinya aksi phising. JIka calon korban melakukan instruksi yang diberikan pelaku, maka pelaku akan berhasil mencapai tujuannya.
Sebagai contoh, pada halaman website yang disediakan, calon korban diminta melakukan update informasi pribadi hingga data pembayaran pada akun yang digunakan. Pada saat selesai mengisi data dan melakukan submit, saat itulah semua informasi korban berhasil dimiliki.
6. Data Korban akan Dimanfaatkan
Jika aksi web phising berhasil, pelaku akan memanfaatkan data yang telah diterima. Apa saja yang bisa dilakukan?
Menjual informasi yang didapatkan ke pihak ketiga yang membutuhkan data calon konsumen. Misalnya, untuk tujuan telemarketing atau kegiatan marketing online lainnya. Menjual informasi data tersebut untuk kepentingan politik atau iklan penjualan produk. Menjalankan aksi penipuan. Misalnya, dengan menyatakan seseorang memenangkan undian tertentu yang pada akhirnya meminta orang tersebut mengirimkan sejumlah uang. Menggunakan data yang dimiliki untuk mencoba membobol akun yang dimiliki atau akun lain. Melakukan pinjaman online mengatasnamakan korban dengan menggunakan data diri lengkap korban. Tentu saja, korban lah yang akan ditagih pelunasan atas pinjaman tersebut.

7 Tips Agar Tidak Menjadi Korban Phising
Sebagai pengguna platform tertentu, Anda bisa terhindar dari kejahatan phising, inilah beberapa tips yang perlu Anda lakukan:
1. Selalu Update Informasi terkait Phising
Anda sudah belajar tentang jenis phising. Namun, tidak menutup kemungkinan jenis kejahatan online akan terus berkembang. Baik dari media yang digunakan untuk phising ataupun jenis serangan yang dilakukan.
Oleh karena itu, selalu ikuti berita perkembangan phising dengan baik. Salah satunya dengan memiliki rasa ingin tahu apabila ada insiden keamanan yang terjadi seperti kebocoran data pengguna Tokopedia atau Bukalapak baru-baru ini.
Apakah kejadian tersebut dimulai dari aksi phising? Bagaimana kejahatan online tersebut dilakukan? Atau, berbagai pertanyaan lainnya.
2. Jangan Asal Klik Link yang Diterima
Meskipun Anda menjadi sasaran phising, Anda belum tentu menjadi korban. Kuncinya adalah apakah Anda melakukan klik pada link yang disiapkan oleh pelaku phising atau tidak.
Seperti Anda tahu, email dan website untuk phising dibuat mirip dengan aslinya. Namun, selalu ada hal yang membedakan sumber resmi dengan palsu. Bisa dari nama domain yang aneh, form pengisian data yang mencurigakan, bahasa konten yang seperti biasa Anda terima, dan lain sebagainya.
Jadi, sebelum meng-klik link apapun, pastikan link tersebut aman. 
Caranya, arahkan mouse ke link tersebut tanpa diklik (hover). Kemudian, akan muncul informasi URL dari link tersebut. Jika mengarah ke website asli, berarti aman. Jika mengarah ke website lain yang tidak dikenal, lebih baik urungkan niat Anda. 
3. Pastikan Keamanan Website yang Diakses
Jangan kunjungi website yang tidak aman, terutama website yang akan memproses data pribadi atau finansial. Hanya lakukan transaksi pada website yang menggunakan SSL saja, yaitu website yang ditandai dengan penggunaan protokol HTTPS.
Dengan memastikan aktivitas online Anda hanya pada website yang aman, maka kemungkinan Anda menjadi korban phising lebih kecil.
Jangan sampai website Anda jadi sasaran kejahatan online.
4. Gunakan Browser Versi Terbaru
Sarana Anda untuk melakukan aktivitas online adalah browser. Jadi, selalu gunakan versi browser terbaru yang dapat melindungi keamanan data dan privasi Anda.
Langkah ini penting karena setiap browser merilis versi terbaru, selalu terkait dengan perbaikan pada celah keamanan dan fitur yang lebih efektif. Untuk memudahkan, Anda cukup mengaktifkan status automatic update di tiap browser yang Anda gunakan.
5. Waspada Ketika Dimintai Data Pribadi
Pada dasarnya, jangan pernah memberikan data pribadi Anda ketika mengakses sebuah website. Kecuali, website tersebut memang resmi dan data Anda dibutuhkan untuk menjalankan proses transaksi.
Sebagai contoh, terdapat beberapa toko online yang hanya melayani pembelian dari anggota yang sudah terdaftar. Namun, ada juga yang memperbolehkan transaksi pembelian tanpa harus login. Apapun pilihan Anda, lakukanlah yang paling memberikan dampak keamanan minimal.
6. Cek Akun Online Anda secara Rutin
Tak jarang Anda melakukan registrasi ke berbagai platform atau situs dan kemudian tidak pernah menggunakannya lagi. Padahal, semua informasi Anda masih tersimpan di platform tersebut.
Rekomendasi yang dapat kami berikan, lakukan penghapusan akun dan data jika sudah tidak digunakan. Atau, Anda bisa terus melakukan perubahan password secara berkala di akun tersebut jika masih ingin menggunakannya di waktu tertentu.
7. Gunakan Two-Factor Authentication

Jika platform yang Anda gunakan menyediakannya, selalu aktifkan Two-Factor Authentication (2FA). Sistem ini menggunakan verifikasi 2 langkah, yaitu password dan ponsel Anda.


SCAMMING
Trik konfidensiscam atau penipuan adalah berita elektronik dalam Internet yang membohongi dan bersifat menipu, sehingga pengirimnya akan mendapat manfaat dan keuntungan tertentu. Contoh scam yang sering kita jumpai adalah surat berantai dan pengumuman lotre. Dalam hal ini akibat dari berita scam ini bagi penerimanya akan lebih serius, jika dibandingkan dengan spam.



Trimakasih.Semoga Informasi ini Bermanfaat.🤲🤝🙏



Editor : ano sukma


 
Lihat artikel terbaru dan menarik lainnya di Google News
Baca Juga:

Posting Komentar

© AnoSukma.com - Situs informasi pendidikan dan dunia hiburan masa kini. Developed by www.niadi.net | sadamantra